Pengaruh Supervisi Dan Iklim Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja



PENGARUH SUPERVISI DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMPN DI KECAMATAN BEKASI TIMUR
KOTA BEKASI

Zainir, M.Pd

Abstract: The objective of this research is to know The effect of supervision and organization climate to work effectiveness  of teacher at junior high scholl in East Bekasi. The data were collected through participant on using survey method. Framed population of this research are 200. Based on Slovin’s formula, there are 139 samples which are taken by simple random sampling.The data of each variable are gotten by instrument namely questionare. It is processed by the regression and correlation analytical technique to describe the correlation among the variables. The data analysis and interpretation indicates that (1) supervision have positive direct  effect to work effectiveness, (2) organization climate  have positive direct effect to work effectiveness , (3) supervision have positive direct effect to organization climate.  On the basis of this findings can conclude that good supervision and organization climate were effect to increased work effectiveness of teacher.

Key words: Supervision, organization climate, work effectiveness

PENDAHULUAN
Kemerdekaan yang sudah diraih dengan pengorbanan jiwa dan raga oleh para pejuang bangsa, tidak akan berarti jika kemerdekaan itu tidak diisi dengan pembangunan, bangsa Indonesia ingin merdeka karena bangsa ini sudah tidak tahan hidup menderita di bawah penjajahan, dari kemerdekaan itu bangsa Indonesia mencita-citakan masyarakat yang adil dan makmur, semua itu tentu tidak akan terwujud jika kita tidak memiliki sumber daya manusia ( SDM ) yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) hanya dapat dicapai melalui pendidikan.  Efektifitivitas kerja erat kaitannya dengan lingkungan kerja, lingkungan kerja yang kondusif seperti struktur organisasi yang rapi, hubungan kerja antar anggota yang teratur, lingkungan kerja yang nyaman dan terpenuhinya kebutuhan fisik dan material akan meningkatkan efektivitas kerja, baik organisasi yang rapi, hubungan kerja antar anggota yang teratur, lingkungan kerja yang nyaman dan terpenuhinya kebutuhan fisik dan material merupakan faktor-faktor iklim organisasi, selain faktor itu efektivitas kerja guru dipengaruhi oleh faktor supervisi, seperti jadwal supervisi yang teratur dan materi supervisi, seperti supervisi mngenai pembuatan program tahunan dan program semester, kriteria ketetapan minimal ( KKM)  rencana pembelajaran, penulisan soal, pembuatan analisis, program remedial dan peningkatan kinerja guru. Pemerintah sudah banyak berusaha agar mutu pendidikan meningkat seperti pencantuman anggaran pendidikan 20 % dalam APBN dan perbaikan kurikulum seperti Kurikulum Bebasis Kompetensi dan pelaksanaan ujian nasional semua dimaksudkan untuk meningkatkan  mutu namun usaha itu belum menunjukkan hasil yang memuaskan. 
Oleh karena itu guru perlu mendapat perhatian serius dari kepala sekolah, agar guru dapat mengemban tugasnya dengan efektif sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi output pendidikan yang berkualitas. Dalam kerangka itu maka kepentingan, kebutuhan dan harapan guru perlu diakomodir. Guru sebagai pelaksana pembelajaran di kelas waktu dan tenaganya sudah tersita untuk melaksanakan tugas-tugas di kelas karena itu guru sering tertinggal dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan yang selalu berkembang baik materi, methoda, media ataupun teknik teknik evaluasi, untuk itu guru perlu mendapat bantuan dari berbagai pihak khususnya yang terkait langsung dengan supervisi pendidikan.
Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam kelancaran proses pendidikan dan kegiatan administrasi sekolah, kepala sekolah juga bertanggung jawab mengawasi, membina dan memotivasi kerja guru dan pegawai lainya sebagai wujud peranya sebagai supervisor. Oleh karena itu kepala sekolah berkewajiban melakukan pembinaan yang berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis bagi para guru dan tenaga kependidikan yang ada disekolah. Program pembinaan tenaga pendidik dan tenaga kepandidikan  dikenal dengan supervisi pendidikan yang merupakan rangkaian dalam administrasi pendidikan.
Bertolak dari uraian di atas, penulis termotivasi untuk mengangkat masalah pengaruh supervisi dan iklim organisasi dengan efektifitas kerja guru SMP negeri Kota Bekasi. Penelitian ini memusatkan perhatian terhadap efektivitas kerja guru dengan mengkaji faktor-faktor yang diduga mempengaruhi efektivitas kerja guru dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah. Tempat penelitian di SMPN yang ada di wilayah Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.




Efektivitas Kerja
Schermerhorn (2011:14) menyatakan efektivitas sebagai berikut,”the definitions of an effective manager focuses attentions on two key outcomes, or dependent variables, that are important inorganizational behavior. The first outcomes is task performance, you can think of it as the quality and kuantity of the workproduced or the service provided by an individual, team orworkunit, or organization as a whole. The secon outcomes is jobsatisfaction.  It indicates how people feel about their work andthework setting”. Definisi manajer yang efektif berfokus perhatian pada dua hasil kunci, atau variabel tergantung, yang penting dalam perilaku organisasi. Hasil pertama adalah kinerja, anda dapat menganggapnya sebagai kualitas dan kuantitas karya yang dihasilkan atau layanan yang disediakan oleh unit individu, tim atau bekerja, atau organisasi secara keseluruhan. Hasil kedua adalah kepuasan, pekerjaan menunjukkan bagaimana orang merasa puas tentang pekerjaan mereka dan lingkungan kerja. Richard H. Hall (2002:258) menyatakan, “organizational efektiveness will remain the major concern for organizational practitionners and analysts. Ignoring the contradictions will not advance knowledge or practice. Ignoring the fact that certain faktor exist beyond organizational control or that are only potentially manipulable will also not contribute to theory or practice”. Efektivitas organisasi akan tetap menjadi perhatian utama bagi para praktisi organisasi dan analis.  Mengabaikan kontradiksi tidak akan menambah kemajuan pengetahuan atau praktek. Mengabaikan fakta bahwa faktor tertentu ada kontrol organisasi berlebih atau yang hanya berpotensi dimanipulasi juga tidak akan memberikan kontribusi teori maupun praktek.
Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matterson (2008:523) efektivitas,            effectiveness is in the contex of organization behavior, effectiveness refers to the optimal relationship among five components: productivity, efficiency, satisfaction, adaptiveness, and development”.  Efektivitas adalah bagian dari perilaku organisasi. Efektivitas berkenan mengenai hubungan optimal antara lima komponen, yaitu : productivitas, efesiensi, kepuasan, kemampuan adaptasi (menyesuaikan diri)  dan pengembangan. Sedangkan Richard L. Daft (2010:7) menyatakan, “efectiveness is the degree to which the organization achieves a stated goal, or succeeds in accomplishing what it tries to do”. Efektivitas adalah tingkatan dimana organisasi mencapai tujuan yang diharapkan, atau menyelesaikan apa yang seharusnya dikerjakan. Menurut Gibson, Ivancevich (2006:14), konsep efektivitas merupakan tingkatan-tingkatan dari proses dalam satu organisasi “The basic level, individual effectiveness, emphasizes the task performance of specific or members in the organizations”. Tingkat paling dasar adalah efektivitas individu yang menekakan pada kinerja dari karyawan tertentu atau organisasi tertentu. Tingkat kedua adalah efektivitas kelompok atau group effekctivinees  yaitu jumlah kontribusi seluruh anggota yang bekerja sama dan tingkat ketiga adalah efektivitas organisasi (organizational effectivitivenees). Bersarkan uraian di atas dapat disentesiskan effektivitas kerja adalah keberhasilan dalam penyelesaian pekerjaan dengan indikator; pemanfaatan waktu yang tepat, kreativitas kerja yang tinggi, pelaksanaan pekerjaan yang sesuai aturan dan hasil kerja yang sesuai standar yang telah ditetapkan.

Supervisi
Carlene Cassidy dan Robert Kreiter (2010:4) menyatakan , “supervisiors essensial to any organization that depens on people to achieve succes”. Supervisi adalah bagian yang tidak bisa kita lepaskan dari manajemen tim dan proses manajemen, dengan kata lain seluruh fungsi manajemen tidak terlepas dari kegiatan supervisi. Selanjutnya Carlene Cassidy dan Robert Kreitner 92010:4) menjelaskan, “supervisor is any individual having authority, in the interest of the employer, to hire, transfer, suspend, lay off, recall, promote, discharge, assign, rewerd, or disipline other employees, or responsibility to direct them, or to adjust their prievences, or effectifely to recommend such authority is not of a routine or with the foregoing the exercise of such authority is not of a routine or clericle nature, but requires the use of independent judgement”. Supervisor adalah beberapa individu yang memiliki otoritas, perhatian terhadap karyawan, upah atau gaji, pergantian, menskorsing, memberhentikan, memanggil kembali, menaikan jabatan, memecat, mengangkat karyawan, memberikan penghargaan, penilaian disiplin pada karyawan, atau menerima keluhan, atau merekomendasi kegiatan efektif. Menurut Thomas J Sergiovanni & Robert J Starrat (2002:5), “principals and other  formal supervisor, therfor, have two board respossibility : (1) To provide the most effektive supervision they can fer teacher and (2) To provide the condotions, help and support teachers need to engage in thesupervisory functions for themselves as part of their daily routine”. Supervisor dan pengawas formal lainya memiliki dua tanggung jawab yang sangat luas yaitu (1) memberikan sistem pengawasan yang paling efektif bagi guru. (2) memberikan kondisi, bantuan  dan dukungan kepada guru untuk melaksanakan fungsi sebagai bagian dari tugas rutin mereka.
Sedangkan Peter Burke (2005:20), supervise, “supervision is instructional leadership that relates perspectives to behavior, clarifies purposes, contributes to and supports organizational actions, coordinates interactions, provides for maintenence and improve-men of the instructional program, and assesses goal achievements. Supervisi adalah kepemimpinan instruksional yang berhubungan perapektif terhadap perilaku, menjelaskan tujuan, berkontribusi dan mendukung tindakan-tindakan organisasi, koordinasi interaksi, memberikan pemeliharaan dan perbaikan program pembelajaran, serta menilai pencapaian tujuan. Sergiovani dan starratt (2002:6), memberikan penekanan bahwa, “the purpose of supervision is to help increase the opportunity and thecapacity of schools to contribute more effectively to students academic success”.  Supervisi dilaksanakan denga tujuan membantu meningkatkan peluang dan kapasitas sekolah dalam mencapai kesuksesan akademik siswa. Supervisi adalah proses yang dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki tanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah untuk membantu mereka dalam upaya mencapai tujuan tersebut.
Haris (2011:20) mengidentifikasikan secara tegas supervisor dalam sepuluh jenis , “developing curriculum ( megembangkan kurikulum), organizing for instruction ( mengorganisasikan pembelajaran), providing staff ( menyediakan staf), providing facilities ( menyediakan fasilitas), providing materials ( menyediakan bahan), arrangging for inservice sducation (menyediakan pendidikan internal), orienting staff members (orientasi anggota staf), relating special pupil services ( memberikan layanan khusus pada siswa), developing public relations) mengembangkan hubungan masyarakat), dan evaluating instruction (mengevaluasi pembelajaran). Supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok menyangkut upaya peningkatan kemampuan, layanan bantuan memecahkan masalah, penyediaan fasilitas yang bermuara pada peningkatan prestasi. Dalam rangka peningkatan kinerja individual (improving individual job performance), supervisi merupakan salah satu faktor organization/work group/team yang perlu diperhatikan. Dalam memberikan bantuan, perlu memberikan konsultasi, diskusi dan membantu pemecahan masalah dengan cara menyediakan waktu sebagai konsultan untuk menyelasaikan masalah-masalah konflik antar individu ataupun kelompok, kesulitan pribadi yang ringan, ketidak seimbangan tugas ketidakpuasan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Bersarkan uraian di atas dapat disentesiskan  supervisi adalah rangkaian kegiatan pembinaan untuk memperbaiki pelaksanaan tugas yang ditandai dengan indikator ; menilai pekerjaan, mengarahkan perbaikan, memantau pelaksanaan tugas, menyediakan fasilitas kerja, memberikan bimbingan serta membantu meningkatkan kemampuan.




Iklim Organisasi
Iklim organisasi menurut Furnham (1997:580), “organizational climate has been defined as a set of characteristics that describe an organization and that (a) distinguish it from ather organizations, (b) are relatively enduring over time, and (c) influence the behavior of people in the organization”. Iklim organization adalah konsep yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang konfigurasi sikap dan persepsi anggota organisasi, dalam kombinasi, mencerminkan bagian penting dari konteks dimana mereka sebagai bagian dari organisasi tempat mereka bekerja. Lunenburg dan Ornstein (1991:74) mengemukakan, “organizational climate is the total environmental quality within an organization. Organizational climate can be expressed by such adjectives as open,bustling, warm, easygoing, informal, cold, impersonal, hostile, rigid, and closed. Iklim organisasi adalah kualitas lingkungan total dalam sebuah organisasi. Iklim organisasi dapat dinyatakan dengan kata sifat seperti terbuka, ramai, santai, informal, dingin, impersonal, bermusuhan, kaku, dan tertutup. Iklim organisasi dikemukakan oleh Stephen P Robbins and Timothy A Judge (2011:558), “organizational climate is the shared perceptions organizational members have about their organizational and work environment”.  Iklim organisasi adalah persepsi bersama yang dimiliki anggota organisasi tentang organisasi dan lingkunganya. Pemahaman tentang aturan tertulis, kebiasaan dalam melakukan kerja dan birokrasi dalam menjalankan tugas, lingkungan kerja dan batas wewenang dalam bekerja adalah lingkup dalam iklim organisasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disentesiskan bahwa iklim organisasi adalah suasana yang dapat mengarahkan perilaku angotanya melaksanakan aktivitas dalam organisasi dengan indikator : tanggungjawab, standar organisasi, penghargaan, dukungan, keterbukaan.

METODE
Penelitian menggunakan metode survey dengan pendekatan teknik analisis jalur. Penelitian ini dilakukan  empat bulan yaitu bulan pada bulan januari sampai dengan april 2012. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.  Populasi terjangkau penelitian ini sejumlah 200 guru. Sampel penelitian sebayak 139 orang.




HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Supervisi terhadap Efektivitas Kerja
Hasil analisis korelasi sederhana antara kreativitas dengan produktivitas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,635 (r31 = 0,635). Koefisien determinasi (r312) adalah 0,403. Dengan demikian pengaruh supervisi dengan efektivitas kerja sangat tinggi dan positif, artinya semakin baik supervise, diharapkan semakin tinggi pula tingkat efektivitas kerja guru.
Dikaitkan dengan teori tentang pengaruh supervisi dengan efektivitas kerja seperti yang dinyatakan oleh Carlene Cassidy dan Robert Kreitner (2010:4), “ supervision are essensial to any organization that depens on people to achieve succes”.  Supervisi adalah hal yang penting untuk organisasi, yang dibutuhkan oleh orang atau anggota organisasi untuk mencapai sukses. Menurut Richard L Daft hubungan antara resourse ( sumber daya manusia), managemen fungtion ( fungsi manajemen) dan performance ( hasil atau prestasi).
 Dari pembahasan di atas, terdapat pengaruh positif supervisi terhadap efektivitas kerja guru. Semakin baik supervisi yang diberikan kepada guru, maka semakin tinggi pula efektivitas kerja yang dicapainya.

Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Efektivitas Kerja
Hasil analisis korelasi sederhana antara motivasi berprestasi dengan produktivitas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,629 (r32 = 0,629). Koefisien determinasi (r312) adalah 0,396.  Dengan demikian pengaruh iklim organisasi terhadap efektivitas kerja sangat tinggi dan positif. Semakin baik iklim organisasi diharapkan semakin tinggi pula tingkat efektivitas kerjs guru.
Dikaitkan dengan teori tentang pengaruh iklim organisasi terhadap efektivitas kerja, seperti yang dinyatakan oleh Stephen L McShane and mary Ann Von Glinow (2010:9), “study have found only a modestly relationship between cultur strength and organizational effectiveness because three contingencies need to be considered: (1) whether the cultur contentt is aligned with the enviornment, (2) whether the cultur is not to strong that it becomes cultlike, and (3) wheteher the cultur incorporates an adaptive culture”. Dari penelitian ditemukan hubungan positif antara kekuatan budaya dan efektivitas organisasi, sebab ada tiga kemungkinan yang harus dipertimbangkan: (1) apakah nilai budaya selaras dengan lingkunganya, (2) apakah budaya tidak cukup kuat untuk menjadi pujaan atau idola, (3) apakah budaya perusahaan adalah budaya yang adaptif atau budaya yang mengakomodir semua kebutuhan karyawan. Dari ketiga pernyataan dasar tersebut ada indikasi bahwa iklim organisasi berpengaruh terhadap efektivitas kerja.
Atas dasar uraian tersebut, terdapat pengaruh positif iklim organisasi terhadap efektivitas kerja. Dengan kata lain, semakin baik iklim organisasi maka semakin tinggi pula efektivitas kerja yang dicapai.

Pengaruh Supervisi terhadap Iklim Organisasi
Hasil analisis korelasi sederhana antara supervisi dengan iklim organisasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,570 (r21 = 0,570). Koefisien determinasi (r212) adalah 0,324. Dengan demikian pengaruh supervisi terhadap iklim organisasi sangat tinggi dan positif. Semakin baik supervisi diharapkan semakin baik pula iklim organisasi.
Dikaitkan dengan teori tentang pengaruh supervisi terhadap iklim organisasi seperti yang dinyatakan oleh Menurut K. B. Everard, Geoffrey Morris, Ian Wilson (2004:161), “there have been many studies of the organizational effectiveness of schools and in major survey 719 factor were found to be associated with effectiveness. These have been reduced to eleven salient factor: (1) proffesional leadership; (2) shared vision and goals; (3) a learning environment; (4) concentration on learning and teaching; (5) high expectation; (6) positive reinforcement; (7) monitoring progress; (8) pupil rights and responsibilities; (9) purposeful teaching; (10) a learning organization; (11) home-school partnership”. Ada banyak studi tentang efektivitas organisasi sekolah dan dalam survei besar ada 719 faktor yang ditemukan terkait dengan efektivitas. Setelah direduksi ditemukan sebelas faktor penting yaitu: (1) kepemimpinan yang profesional; (2) menginformasikan visi dan tujuan; (3) lingkungan pembelajaran; (4) konsntrasi atau penekanan pada belajar mengajar; (5) harapan tinggi; (6) penguatan positif; (7) pemantauan kemajuan; (8) hak-hak murid dan tanggung jawab; (9) pembelajaran bermakna; (10) suatu organisasi pembelajaran; (11) kemitraan antara rumah dan sekolah. Dari pembahasan di atas, terdapat pengaruh positif supervisi terhadap iklim organisasi. Artinya semakin baik supervisi yang diberikan, maka semakin baik pula iklim oragnisasinya.






PENUTUP

Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisa dan kajian dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1.      Supervisi berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Artinya, perbaikan supervisi akan meningkatkan efektivitas kerja guru.
2.      Iklim Organisasi berpengaruh positif langsung terhadap efektivitas kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Artinya, Perbaikan iklim organisasi akan memperbaiki efektivitas kerja guru.
3.      Supervisi berpengaruh positif langsung terhadap iklim organisasi sekolah SMP Negeri  di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Artinya, peningakatan supervisi akan memperbaiki iklim organisasi sekolah.

Saran.  Dari hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut :
1.        Saran untuk kepala sekolah : (1) dihadirkan lebih intensif dalam melaksanakan program supervisi kepada guru; (2) meningkatkan kemampuan melaksanakan supervisi khusunya supervisi akademik kepada guru; (3) menerapkan upaya perbaikan iklim organisasi berbasis efektivitas kerja serta berupaya melakuakan perbaikan iklim organisasi tidak hanya dalam bentuk penciptaan rasa kekeluargaan tetapi juga suasana lain yang dapat mendorong semangat dan motivasi kerja guru.
2.        Saran untuk guru : (1) memperhatikan program supervisi kepala sekolah sebagai media penigkatan pengetahuan dan keterampilan kerja; (2) berupaya menunujukkan kinerja terbaik untuk mencapai peningkatan dan pengembangan karir dalam bekerja; (3) menerima pengahargaan sebagai pembangkit semangat kerja dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawab.
3.     Saran untuk penelitian selanjutnya : (1) perlu dikaji faktor-faktor lain di luar suprvisi dan iklim organisasi yang diduga berpengaruh terhadap efektivitas kerja guru misalnya kompetensi, motivasi berprestasi, lingkungan kerja dan lain-lain; (2) perlu dilakukan penelitian dan pengembangan tentang teknik dan program-program supervisi yang mampu memberikan manfaat langsung terhadap peningkatan prestasi kerja di sekolah.



DAFTAR RUJUKAN

Carlene Cassidy and Robert Kreitner. (2010). Supervision, Seting People up for Success.  Canada : South Wetern,Canggage learning

Fred C. Lunenburg, Alan C, Ornstein. (1991).  Educational Administration: Concepet and Practice.  Callifornia: Wordwosth Publishing Company

Ivanchevich, konopaske, Matteson. (2008). Organizational Behaviaor and management. Eighth Edition. Boston : Mc Graw – Hill International Edition

James l.Gibson,John M. Ivancevich, James H. Donelly, Jr. (2006). Organizations Behavior, Structur, Processes.  New York: International Edition

John R. Schermerhor. (2011). Organizational Behavior, eleven edition.  USA: John Willey&Son

Peter Burke, Robert D Krey. (2005). Supervision: A Guide to Instructional Leadership. IIIionis: Charles Thomas Publisher
Richard H. Hall. (1989). Organisations, structures, and Outcomes. New Jersey: Prentice Hall, Upper Saddle River

Richard L Daft. (2010).  New Era Of Management. Ninth Edition.  Boston : South-Western Cangage Learning
Stephen P Robbins and Timoty A Judge. (2011). Organizational Behavior. Fourtheenth Edition. New Jearsy: Pearson
Thomas J Sergiovanni and Robert J. Starratt. (2002). Supervision A Redenfinition. New York: McGraww-Hill



Tidak ada komentar:

Posting Komentar